Bab [84] Kekecewaan

Perlahan, isak tangis itu menghilang dalam pesona malam, segalanya kembali tenang, hanya terdengar deburan air sungai menepi pantai dan derik jangkrik dari balik jendela.

Kubelai paha yang masih terasa perih bekas kucititan, tubuh dan pikiran lemas, sulit terlelap. Pura-pura membalikkan badan, kubu...

Masuk dan lanjutkan membaca