Bab 1
Satu jam yang lalu pesta pernikahan yang cukup melelahkan itu akhirnya selesai. Anna memandang dirinya dari pantulan cermin kamar mandi, rumah milik Sean yang kini ia tempati pasca menikah. Anna menghela napas berulang kali. Pikirannya masih terperangkap dengan ucapan Sean saat di acara pernikahan tadi. Pria itu dengan tanpa ragu mengatakan, bahwa pernikahan ini bisa terjadi semata-mata karena ia ingin membahagiakan kedua orang tuanya, terutama sang bunda. Terlihat jelas bahwa Sean memang tidak menginginkan jika sang bunda tidak menyuruhnya untuk meminang Anna.
Berbanding terbalik dengan Sean, Anna adalah pihak yang diuntungkan. Jelas Sean merupakan cinta pertamanya, walaupun Sean tidak pernah tau bahwa Anna menyukainya sejak kuliah dulu. Anna hanya mengagumi Sean, tanpa mereka pernah mengenal satu sama lain.
"Bukan pernikahan seperti ini yang aku inginkan. Kak Sean memang cinta pertamaku, tapi aku ingin menikah dengan orang yang mencintaiku juga." Gadis itu masih menatap cermin. Anna tertawa miris melihat keadaannya sekarang. Ia harus menghabiskan hidupnya dengan orang yang tidak bisa mencintainya.
"A-aku belum selesai."
Anna terkejut dengan kehadiran Sean yang datang tiba-tiba. Sungguh, kenapa suaminya sangat tidak sopan. Sekalipun mereka sudah sah sebagai suami istri, namun Anna merasa kalau Sean terlalu seenaknya saja. Tanpa merasa berdosa pria itu membawa dirinya masuk ke dalam kamar mandi. Sean tidak mengindahkan ucapan Anna. Derap kakinya semakin mendekat, membuat jantung Anna berdegup kencang.
Kedua pupil coklat Anna membulat sempurna, ketika Sean menangkup kedua lengannya dan memutar tubuhnya kembali memandang cermin dengan posisi membelakangi Sean. Anna dapat melihat wajah datar Sean dari pantulan cermin. Pria itu sejenak menatap Anna dari cermin. Mereka saling tatap, namun Sean memutus pandangan itu dan beralih menatap punggung Anna.
Okey. Anna benar-benar panik sekarang.
"Tu-tunggu! Kak Sean, a-apa yang kau lakukan?"
Anna berusaha melepas diri dari Sean. Lebih sialnya lagi, detak jantungnya semakin tidak karuan, saat Sean menyentuh punggungnya. "Kalau butuh bantuan, seharusnya kamu bilang padaku," tutur Sean bersamaan dengan tangannya yang menurunkan resleting gaun Anna. "Aku juga ingin segera mandi, Anna. Kamu terlalu lama di sini."
Tanpa disangka, tangan Sean bergerak turun dengan mudahnya. Tidak membutuhkan waktu lama, resleting gaun Anna pun sudah terbuka sepenuhnya. Demi apa pun, sekujur tubuh Anna bergidik melihat tatapan Sean yang memandangi tubuhnya. Pikirannya meliar, Anna bertanya-tanya apakah Sean ingin melakukannya sekarang? di sini? di kamar mandi? oh tidak Anna, hentikan pikiran kotormu itu!
Mengingat Sean merupakan pria dewasa yang normal, tentu saja hasrat seorang pria timbul begitu saja. Apalagi istrinya kini tidak bisa diremehkan. Paras Anna yang sangat cantik, dan didukung juga dengan tubuhnya yang tidak bisa dianggap remeh. Tentu Sean mengakui hal itu.
"Kak, jangan di sini. Ak-aku ingin mandi."
Lamunan Sean buyar. kemudian pria itu lanjut menarik sudut bibirnya tipis. Ekspresi ketakutan Anna jelas dapat dilihat oleh Sean, sekalipun Anna mencoba menutupinya. "Memangnya kau pikir aku akan melakukan apa?" sedikit godaan yang ditunjukan Sean, sukses menampilkan semburat kemerahan di wajah Anna.
Sean berhasil membuatnya malu. Astaga Anna, pikiranmu terlampau mesum!
"Tidak kak. Keluarlah. Aku akan segera mandi." Anna mencoba bersikap biasa saja dan beralih menjauh dari Sean.
Diam-diam Sean mengulum senyumnya, ketika melihat Anna yang salah tingkah.
"Cute." gumamnya seraya melenggang keluar dari kamar mandi.
"Kau yakin mau melakukan ini? aku tidak memaksa jika kau memang belum siap." tanya Sean sekali lagi untuk memastikan.
"Iya kak, aku siap." Anna menatap wajah Sean yang berada di atasnya. Anna kini berada di kungkungan Sean. kemudian pria itu mengangguk seraya mengusap halus wajah Anna dan memberikan senyuman manisnya.
"Oh Tuhan! senyuman itu. Kak Sean tersenyum padaku? ini gila, benar-benar gila! dia sangat tampan. dan kami akan melakukan... ah, jantungku astaga!" batin Anna seolah ikut bersorak.
Tolong siapapun siapkan ambulance untuk Anna. Gadis itu benar-benar tidak bisa menahan rasa bahagianya. Khawatir karena terlalu bahagia ia akan dilarikan ke rumah sakit.
"Apa ini pertama kalinya untukmu?" Anna mengangguk masih menatap wajah tampan Sean. Mata gadis itu benar-benar nakal, tau saja kalau pemandangan di hadapannya begitu indah.
"baiklah, aku akan memulainya. Di awal pasti akan terasa sakit. Tapi kau tidak perlu takut, aku akan bermain pelan."
Melihat ekspresi Anna, tentu Sean tau kalau Anna terlihat takut. Sean mencoba memberi kenyamanan untuk istrinya. Memulai dengan pemanasan, Sean bergerak aktif bergerilya ke seluruh tubuh Anna. Saat dirasa Anna sudah menikmati permainannya, Sean mulai ke bagian inti.
Cengkeraman kuku Anna pada punggung Sean, menandakan jika sesuatu di bawah sana sudah berhasil masuk ke dalam pusat kenikmatan. Sean pandai membawa Anna ikut dalam kenikmatan yang ia buat. Hingga pada akhirnya keduanya berhasil melakukan pelepasan terakhir hingga membuat Sean menjatuhkan tubuhnya di samping Anna.
Napas keduanya masih terengah tidak beraturan akibat permainan malam pertama yang begitu panas. Anna tidak pernah menyangka, jika hidupnya akan seperti cerita klasik yang ada di dalam sebuah cerita novel ataupun serial film. Di mana kini Anna menjadi pemeran utama di dalamnya. Anna menikahi cinta pertamanya yang merupakan seorang CEO muda, tampan dan juga kaya raya. Terbukti dengan aset yang dimiliki Sean, hartanya tidak akan pernah habis, bahkan hingga anak cucunya kelak pun bisa ikut merasakannya.
Sedangkan Joanna Neira Gantari, hanyalah gadis biasa dan sederhana. Walaupun Anna tergolong gadis cantik, namun kecantikannya seolah tertutupi dengan status ekonominya yang biasa saja. Dari kecil Anna hidup berdua dengan kakeknya. Setiap hari ia membantu kakeknya mengelola toko kue milik keluarga. Sehingga tidak ada waktu untuk Anna ikut bergaul dengan teman-temannya, entah itu sekedar menghabiskan waktu di mall atau di kafe seperti anak-anak seusianya. Bahkan setelah lulus kuliah pun ia tidak bisa bebas, karena kini sudah menjadi istri Arsean Dhanesa Adibrata, tentu Anna harus menjaga nama baik Sean.
