Bab 215

Alya

Kafe yang dipilihnya tersembunyi di sebuah jalan sempit, dengan meja marmer dan mesin espreso yang berkilauan. Rangga sudah menunggu di meja pojok, jasnya dilepas, lengan kemejanya digulung.

"Gimana tadi rapatnya?" tanyaku, duduk di kursi di seberangnya.

"Produktif." Dia mendorong secang...

Masuk dan lanjutkan membaca