104. Tetap bersamaku malam ini

Abraham memarkir mobilnya di depan gedungku, dan keheningan panjang menyelimuti kami. Sejak dia membawaku masuk ke mobilnya dan mengemudi melalui jalan-jalan ramai di Jakarta, aku belum bisa mengucapkan sepatah kata pun. Dan Abraham juga tidak. Kadang-kadang aku bisa merasakan tatapannya yang membak...

Masuk dan lanjutkan membaca