Bab 3
"Setiap gerak-gerik Otton Taylor dan Belva Taylor diawasi dengan ketat!" perintah Jackson yang sambil menyantap makanannya.
"Baik Tuan."
Beberapa hari kemudian.
Meliza yang baru pulang kerja lagi-lagi melihat pakaian wanita berserakan di lantai. suara de.sahan terdengar dari dalam kamar mandi.
Meliza yang sudah bukan pertama kali melihat kejadian itu tetap merasa kesal karena merasa tidak dihargai sama sekali. dirinya pun harus menelan pil pahit melihat suaminya yang lagi-lagi melakukan hubungan dengan wanita lain.
"Aarrghh...lanjut lagi, Tuan!"
"Aaarrggh...Tuan, bagaimana kalau istrimu pulang nanti, bukankah dia akan marah?"
"Ha-ha-ha-ha...marah? dia tidak layak, dia bukan siapa-siapa biarkan saja, lagi pula rumah ini adalah milikku, berapapun wanita yang aku bawa pulang dia tidak bisa melarangku," kata Jacob yang sudah didengar oleh istrinya.
"Kalian sangat menikmatinya, bukan? baiklah, aku akan membuat kalian lebih menikmatinya," gumam Meliza.
"Jacob Wilson, karena kau sangat suka menyinggungku maka jangan salahkan aku. kesabaran ku juga ada batasnya, jika kau tidak menghormatiku maka aku juga tidak akan menghormatimu," batin Meliza.
Sementara Jacob yang tidak mengetahui rencana istrinya ia masih sibuk dengan aksinya.
"Argh...argh...lanjutkan lagi, Tuan!" pinta wanita itu yang sedang mengerang nikmat dengan hentakan yang d lakukan oleh Jacob.
Jacob melakukan gesekan demi gesekan dengan cepat dan sangat menikmati va.gina milik wanita itu. ia mengerang nikmat sehingga didengar oleh Meliza yang sedang berada di dapur.
Meliza mengambil panci dan di isi air kemudian ia menghidupkan kompornya, kemudian ia pun memasak air yang di panci itu.
Setelah beberapa saat kemudian air yang di dalam panci telah mendidih, Meliza mematikan kompornya dan kemudian mengangkat panci yang masih panas setelah itu ia melangkah ke arah kamar mandi.
Melangkah perlahan dengan berniat ingin menyirami pasangan hina itu, Meliza yang sudah bersabar selama dua tahun akhirnya kesabarannya telah habis, dan tanpa ragu ia ingin menyiram air panas terhadap suaminya dan juga selingkuhannya itu.
Tiba di kamar mandi yang tanpa di tutupi pintu, Meliza melihat suaminya sedang melakukan gesekan demi gesekan sambil mengerang nikmat. mereka tidak menyadari jika di saat itu Meliza sedang berdiri di depan pintu. karena posisi mereka sedang menghadap ke tembok kamar mandi tersebut.
"Aarrghh....lanjutkan lagi!" de.sahan wanita itu yang sedang berdiri dengan setengah membungkuk. sementara Jacob melakukan gesekan tanpa berhenti dan tidak menyadari jika istrinya mulai melangkah masuk ke dalam kamar mandi.
"Punya mu sangat nikmat, aku berharap Meliza bisa melihat aku begitu menikmati punya mu," ucap Jacob yang mencapai puncak kenikmatan.
"Pasangan hina, terima ini!" teriak Meliza yang menyiram sepanci air mendidih ke arah mereka berdua.
"Aaargghh...."teriakan serentak Jacob dan selingkuhannya yang kesakitan sehingga menarik keluar pusakanya dan sambil berteriak.
"Aaarrrggh...,"teriakan Jacob yang tersiram air panas sehingga melepuh kulitnya di bagian depan dan belakang serta wajah yang terkena ciprakan air panas.
"Aaarrgghh...," teriakan wanita itu yang kesakitan dan sambil menangis.
"Kau sudah gila ya dan ingin membunuh suami sendiri," bentak Jacob yang kesakitan.
"Suami sendiri? memangnya sejak kapan kau menganggap ku sebagai istrimu? kau selalu suka melakukannya dengan wanita lain di rumah. sejak kapan kau pernah peduli perasaan ku sebagai seorang istri?" bentak Meliza dengan nada tinggi.
Jacob dan wanita itu mengerang kesakitan yang tak tertahankan dalam kondisi telanjang.
"Cepat bawa aku ke rumah sakit, jal*ng!" teriak Jacob yang kesakitan sehingga tergeletak di kamar mandi begitu juga dengan selingkuhannya itu.
"Berjalanlah sendiri ke sana! karena aku tidak akan mengantar kalian yang adalah pasangan hina ini,"ketus Meliza.
"Tolong aku, Nona! bawa aku ke rumah sakit, aku tidak mau menjadi cacat!" pinta wanita itu yang sedang menangis.
Wanita itu terluka di bagian punggungnya dan bagian wajah serta payu daranya juga terkena air panas sehingga melepuh. posisinya yang membungkuk dan menghadap ke tembok, saat di siram air panas itu mengenai seluruh bagian punggungnya.
"Kau adalah wanita yang tidak tahu malu, kau sudah tahu dia masih memiliki seorang istri tapi kau malah begitu tidak tahu malu dan melakukannya di rumahku, ini adalah balasan untuk wanita pengoda sepertimu," bentak Meliza dengan kesal.
"Jacob, kau sangat menjijikan, mulai hari ini aku akan keluar dari rumah ini. jangan berharap aku ingin melihatmu lagi," bentak Meliza dengan merasa kesal.
"Kau sudah menyakitiku dan ingin pergi," ketus Jacob yang bangkit dan ingin menyerang istrinya.
Saat Jacob ingin melayangkan tangannya mengenai wajah istrinya, Meliza langsung menahan tangan suaminya itu dan kemudian mendorongnya sehingga terjatuh.
Brugh...
"Arrgh...," jeritan Jacob yang kesakitan.
"Kau sangat menjijikan sekali, sudah cukup dua tahun ini aku harus menjadi orang bodoh yang selalu melihat dengan mata sendiri kau sedang bersenang-senang dengan wanita lain di rumah ini. kalau kau tidak menghargaiku maka aku juga tidak akan menghargaimu," ketus Meliza yang kemudian melangkah keluar dari kamar mandi.
"Sakit sekali, wajah dan tubuhku pasti cacat," tangisan wanita itu yang kesakitan.
Meliza yang sedang emosi ia pun memasukan semua pakaiannya yang di gantung di lemari ke dalam tas miliknya. rasa benci dan kemarahannya sudah pecah dan tak terbendung lagi.
Setelah selesai berkemas ia ingin meninggalkan rumah yang selama ini bagaikan neraka baginya, tidak ada kenangan indah di antara dirinya dengan suaminya itu.
Sementara Jacob dan selingkuhannya masih sedang mengerang kesakitan, Jacob berusaha bangkit untuk berjalan ke ruang tamu dan mengambil handphonenya ingin meminta bantuan.
"Dasar wanita jal*ng, jangan sampai aku mendapatkan mu, aku akan membalas dendam," ketus Jacob yang sedang menekan nomor tujuannya.
Meliza yang melangkah keluar dari apartemen itu tidak tahu dirinya harus ke mana, tidak ada tempat tujuan untuknya dan tidak bisa juga kembali ke rumah keluarganya. karena mereka tidak menyambut kedatangannya selama ini. dirinya hanya bisa berjalan sambil merenung nasib buruk yang ia alami selama hidupnya.
"Kemana aku harus pergi? tidak ada tempat yang ingin menampungku. kelihatannya aku hanya bisa mencari kamar yang mau disewa," gumam Meliza.
Meliza mengeluarkan handphonenya untuk mencari postingan iklan kamar yang mau di sewakan. setelah mencari selama beberapa saat ia mendapatkan ada kamar kosong yang ingin disewakan.
"Untung saja masih ada kamar yang mau disewakan," ucap Meliza yang kemudian berjalan kaki menuju ke alamat tujuannya.
"Walau dia tidak mau bercerai, aku juga bisa keluar dari tempat kotor itu, selama dua tahun dia sering membawa wanita yang berbeda pulang ke rumah. dan kini semua itu tidak ada urusan lagi denganku," batin Meliza.
