Bab 4

Penjara..

Di siang hari itu panas terik matahari para tahanan harus dipaksakan bekerja mencabut rumput dan membersihkan halaman besar dalam penjara yang dipagari kawat berduri.

Semua tahanan diawasi di setiap sisi. petugas mengawasi mereka di setiap saat dan memberi pekerjaan untuk mereka. sementara di sisi lain Jackson yang dikenal sebagai Iblis hanya duduk santai tidak melakukan apapun, tidak ada yang berani menyentuh pria ini. termasuk polisi yang mengawasi mereka.

Jackson duduk dengan menarohkan kakinya ke atas meja, duduk bersandar dengan tangannya yang meletakan ke sandaran kursi panjang itu.

Sementara ada lima tahanan lainnya berjalan menghampiri Jackson yang sedang duduk santai dan memejamkan matanya.

"Iblis? aku merasa penasaran kau sehebat apa?" tanya tahanan A.

"Mungkin saja kau hanya mengandalkan uang untuk bisa hidup lebih nyaman di sini," kata tahanan B dengan mengejek.

Jackson tidak ada reaksi saat mereka berlima sedang berbicara dengannya.

"Jackson, mereka semua sangat takut padamu, aku merasa dirimu tidak berbeda dengan kami. beda hanyalah kau lebih tinggi, dan tubuhmu lebar berotot serta tato jelekmu ini memenuhi kedua tanganmu," kata tahanan C.

"Aku penasaran apakah adikmu juga ada tato?" tanya tahanan D dengan mengejek.

"Ha-ha-ha-ha...," suara tertawa mereka berenam.

Tahanan lainnya yang melihat lima orang itu yang sedang mengusik Jackson mereka mengeleng-gelengkan kepalanya.

"Bukankah mereka hanya cari mati."

"Mereka baru tidak lama di sini, dan ingin semua orang menuruti permintaannya."

"Mereka belum tahu siapa Jackson, sebentar lagi mereka pasti mati."

"Yang jelas sebentar lagi Jackson pasti bertindak."

"Kita melihat matanya saja tidak berani, apa lagi mengusiknya."

"Lihat saja nanti!"

Perbincangan diantara para tahanan yang sambil memandang ke arah lima orang itu yang sedang menganggu Jackson.

"Aku merasa penasaran dan ingin melihat apakah isi dalam celananya ini juga bertato," kata tahanan E yang ingin membuka celana yang dikenakan oleh Jackson.

"Ha-ha-ha-ha...buka...buka...buka...buka...buka...."suara teriakan temannya yang menyuruh tahanan E membuka celana Jackson.

Saat mereka sedang mengusik Jackson seorang polisi yang bertanggung jawab mengawasi semua tahanan itu datang menghampiri mereka.

"Cepat bubar! apa yang kalian lakukan di sini?"bentak polisi itu yang sambil memegang kayunya.

"Pak, kami hanya sedang bercanda," jawab tahanan A.

Tahanan E mengabaikan polisi yang datang menegurnya, ia melanjutkan aksinya dengan ingin memasukkan tangannya ke dalam celana Jackson, sedangkan pria sadis itu masih sedang memejamkan matanya.

Saat tangan pria itu ingin masuk ke dalam celana tangannya ditahan oleh Jackson dan tanpa menunggu lama Jackson langsung mematahkan pergelangan tangan pria itu.

Krek...

"Aaarrgghh...," teriakan tahanan E yang mengejutkan semua orang di sana.

Mereka yang mendengar teriakan langsung memandang ke arah suara itu berada.

"Hei...berani sekali kau menyakiti teman kami," bentak tahanan B yang ingin melangkah maju menyerang Jackson akan tetapi di tahan oleh polisi.

"Jangan sembarangan! pergi lakukan kerjamu sana!" bentak polisi itu dengan nada keras

"Biarkan aku bermain dengan mereka!" kata Jackson dengan tatapan aura membunuh sehingga membuat polisi itu gemetaran dan memundur langkahnya.

"Kalian ingin bermain denganku? mari sini!" ajak Jackson dengan senyumannya yang menakutkan.

"Aku akan menghajarmu!" bentak tahanan B yang menyerang Jackson. saat ia menghampiri sasarannya itu ia langsung dicengkeram oleh Jackson lalu dibanting ke atas meja sehingga meja itu patah dan terhempas ke atas pasir

BRAK ...

"Aaarrghh...,"jeritan tahanan B yang sedang kesakitan.

"Kurang ajar," bentak tahanan C yang maju menyerang Jackson.

Jackson menendang bagian tubuh tahanan C dengan kuat sehingga pria itu jatuh terlungkup di atas pasir.

Brugh...

"Aaarrghhh...."

Kemudian tahanan A dan D menyerang bersama-sama. Jackson langsung mengangkat salah satu dari mereka dan menghempaskan ke kursi.

BRAK...

Suara patahan kursi karena hentakan kuat dari tubuh tahanan D.

"Aaarrghhh...."

Jackson lalu menarik tangan tahanan A dan kemudian mematahkan lengannya.

Krek...

"Aaarrghhh...."

Tahanan B yang memajukan dirinya sambil menahan sakit menyerang lawannya itu.

"Hiaakk...," teriakan tahanan B yang melayangkan pukulan ke arah Jackson.

Jackson langsung menangkap tangan lawannya itu dan kemudian mematahkan tangannya.

Krek...

"Aaarrghhh," jeritan tahanan B yang kesakitan.

Lima pria yang mencari masalah dengan Jackson hanya bisa tergeletak tidak berdaya.

Jackson yang dikenal sangat sadis tentu tidak semudah itu melepaskan lima lawannya itu. ia mengambil kayu patahan dari meja yang pakunya masih melekat di ujung kayu itu.

Jackson menghampiri tahanan A dengan berkata,"Ingin melawanku? kau tidak tahu siapa aku!"

Sesaat kemudian Jackson langsung menancap paku yang menempel dikayu itu ke kepala tahanan A.

Srek...

"Aaarrghh...," jeritan tahanan A yang kemudian tewas dengan kepalanya mengeluarkan darah yang banyak.

"Jackson, sudah hentikan!" perintah para polisi yang melangkah menghampirinya.

"Aku peringatkan kalian, jika lain kali aku melihat wajah kalian di hadapan ku lagi, akan ku patahkan leher kalian," kata Jackson dengan mengancam.

Setelah sesaat kemudian Jackson melangkah pergi. sementara mereka berempat harus mengalami patah tangan dan satunya meninggal dengan paku yang menancap di kepalanya.

Semua tahanan di dalam sana melihat kejadian itu menjadi ketakutan dan gemetaran dengan kekejaman seorang Jackson yang satu sel penjara dengan mereka.

Beberapa hari kemudian

Tubuh Jacob yang dibalut perban akibat terluka parah merasa kesal dan emosi. bagaimana tidak, bukan hanya terluka bagian tubuh bahkan pusakanya juga tersiram air panas saat ia sedang menikmati tubuh wanita selingkuhannya. sehingga bagian intinya itu harus dililit oleh perban akibat melepuh di seluruh batangan pusakanya.

"Kurang ajar...dasar jal*ng...," teriakan jacob dengan nada tinggi yang sedang duduk di ranjang.

"Tuan, jangan emosi dulu! kami sedang mencarinya. kami berharap Anda bersabar!" ucap anggotanya.

"Bersabar? kondisi ku seperti ini bagaimana aku bisa bersabar, cepat cari dia sampai dapat!" perintah jacob dengan nada kesal.

"Baik Tuan," jawab anggotanya.

"Aku sudah ingat, aku tahu tempat kerjanya. dan aku ada cara untuk dia kembali ke rumah dan siksa dia dengan perlahan," kata Jacob.

"Bawa aku pergi bertemu dengannya!" perintah Jacob yang turun dari ranjang.

"Tuan, Anda masih terluka, bagaimana kalau kami yang membawanya kemari? di mana tempat dia bekerja?"

"Aku ingin muncul di hadapannya dengan kondisi seperti ini, Meliza akan berlutut padaku asalkan rencanaku berhasil," kata Jacob.

Atas permintaan Jacob anggotanya mengunakan kursi roda untuk membawa bosnya keluar.mereka akan menuju ke perusahaan

Taylor yang di mana tempat Meliza bekerja.

Setelah beberapa menit kemudian Jacob tiba di depan perusahaan itu.

Meliza yang sudah jam lepas kerja melangkah keluar dari perusahaan. Jacob yang melihat istrinya ia langsung berjalan dengan sambil menahan sakit menghampiri gadis itu.

Bab Sebelumnya
Bab Selanjutnya