Bab 5

"Meliza," suara panggilan Jacob yang sedang berjalan sambil menahan sakit.

Meliza menghentikan langkahnya saat melihat suaminya itu.

"Untuk apa kau datang ke sini?"tanya Meliza dengan menatap kesal ke arah suaminya itu.

Jacob langsung berlutut di hadapan istrinya sambil menangis dengan histeris.

"Untuk apa kau berlutut?"

"Meliza, maafkan aku, maafkan aku. aku sudah sadar selama ini aku sudah melakukan kesalahan. maafkan aku. tolong maafkan aku, Meliza!" ucap Jacob sambil menangis histeris.

"Apa kau sudah tidak waras karena tersiram air panas? manusia menjijikan sepertimu mana mungkin bisa sadar atas kesalahanmu. ini adalah lelucon," ketus Meliza.

"Aku mengerti kalau dirimu tidak bisa memaafkan ku, ini memang salahku. aku akui ini kesalahanku. aku bersumpah tidak akan melakukannya lagi. aku bersumpah hidupku hanya untukmu. mencintai mu dengan sepenuhnya dan melindungimu untuk selamanya," ucap Jacob dengan menangis tanpa berhenti.

"Sudah cukup! tidak perlu menangis di hadapanku! kau telah menyakitiku selama dua tahun. rasa sakit ini sudah sangat dalam sehingga aku tidak merasa sakit lagi. pernikahan ini adalah satu kesalahan besar. kau membenciku dan aku juga tidak mencintaimu. oleh karena itu selama ini kita saling menyakiti. Jacob, kita bercerai saja!" kata Meliza dengan tegas.

"Aku tidak ingin bercerai denganmu, aku ingin kita mulai dari awal. dan aku yakin kita akan bahagia," jawab Jacob dengan memegang tangan istrinya.

"Kata bahagia tidak pernah ku rasakan di seumur hidupku, bahkan aku tidak tahu bagaimana rasanya bahagia itu. aku akan pulang mengambil sisa barangku. segeralah urus surat penceraian. aku tidak mau ada hubungan denganmu lagi!" ujar Meliza yang melangkah pergi.

"Sia.lan, lihat saja nanti kau tidak akan bisa lolos begitu saja. sebentar lagi kau pasti akan berteriak meminta tolong denganku," batin Jacob.

Meliza tiba di apartemennya dan langsung menuju ke kamar untuk mengambil sisa barangnya, saat ia berada di kamar seorang pria melangkah masuk ke kamarnya dan langsung mengunci pintu.

Ceklek.

"Kau siapa, kenapa masuk ke kamarku?" tanya Meliza yang terkejut dengan munculnya pria itu di kamarnya.

"Suamimu membayarku uang untuk bermain denganmu. katanya kau masih perawan dan aku sangat penasaran, wajahmu yang begitu cantik tapi kenapa suami mu tidak menyentuhmu," kata pria itu yang melepaskan pakaiannya satu-persatu sambil menghampiri Meliza.

"Jangan mendekat!" teriakan Meliza yang memundurkan langkahnya.

"Aku tidak ingin sia-siakan hadiah besar yang diberikan oleh suamimu. aku mendapat uangnya dan juga istrinya yang cantik, dan yang paling penting kau masih perawan," ucap pria yang menarik Meliza dan menghempaskan ke kasur dengan kasar.

Brugh..

"Lepaskan aku!" teriakan Meliza yang berusaha melawan pria itu.

Pria itu menindih dan mencium wajah Meliza dan turun ke leher serta ke tubuhnya yang masih ditutupi pakaian.

"Lepaskan aku! lepaskan aku!"teriakan Meliza dengan nada tinggi sehingga menembus keluar kamar.

Jacob yang tiba di rumah itu sedang tertawa mendengar teriakan istrinya, lalu ia menghampiri pintu kamar yang terkunci dari dalam.

"Nikmati saja, Meliza. hahahahaha," teriak Jacob dengan tertawa gembira.

"Jacob, aku tidak akan melepaskanmu!" teriakan Meliza yang ke dua tangannya ditahan oleh pria itu.

Pria itu mulai ingin melepaskan baju Meliza sambil mencium area leher dengan penuh na*su. sementara Meliza mengeluarkan air matanya karena tidak bisa melawan tenaga pria itu yang lebih kuat dirinya.

Pria itu yang sedang memuncak hasratnya melepaskan celananya sehingga tanpa balutan apapun lagi di bagian bawah tubuhnya itu. Meliza yang melihat ketegangan senjata pria itu membuatnya ketakutan dan berusaha meronta akan tetapi ke dua tangannya ditekan oleh pria itu.

"Jika kau menyentuhku aku akan membunuhmu!" teriak Meliza dengan nada tinggi.

"Istriku tercinta, layani saja dia! kau tidak ada bedanya dengan wanita yang bekerja di club malam. nikmati saja!" kata Jacob yang berdiri di depan pintu.

"Kau brengs*k, aku bersumpah akan membunuhmu..." teriakan Meliza dengan emosi sehingga wajahnya menjadi kemerahan.

"Wanita, aku akan mengajari mu melayani pria. kau akan merasa puas," kata pria itu yang ingin mengikat ke dua tangan Meliza.

"Lepaskan aku!" teriakan Meliza dengan meronta.

"Aku sangat senang saat melihat wanita berteriak, ini akan membangkitkan hasratku. teriaklah lagi!" kata pria dengan tertawa gembira.

"Kau yang akan berteriak!" bentak Meliza dengan menendang beberapa pusaka pria itu dengan lututnya.

Brugh...

"Aaarghh...."

Brugh...

"Aaarghh...."

Brugh...

"Aaarghh...."

Tendangan yang dilakukan oleh Meliza mengenai pusaka pria itu sehingga membuat pria yang hampir merenggut keperawanannya kesakitan dan memucat di wajahnya.

Meliza turun dari kasur dan mengambil gelas yang di meja samping kasurnya, dan kemudian ia melangkah menghampiri pintu kamar yang di mana Jacob masih berdiri di luar sana.

Ceklek.

Mendengar bunyi pintu yang terbuka Jacob langsung menoleh ke dalam.

"Kau adalah bina.tang," bentak Meliza yang menghantam kepala Jacob dengan gelasnya.

Bruk...

"Aarrghh..."jerit Jacob yang sedang kesakitan dan mengeluarkan darah di kepalanya.

"Kau benar-benar bukan manusia, kau adalah binatang kurang ajar!" teriak Meliza yang merasa kesal dan menampar suaminya itu.

Plak...

"Aarrghh...." jeritan Jacob sambil memundurkan langkahnya karena sedang kesakitan.

"Aku akan menuntutmu, Jal*ng," bentak Jacob dengan merasa kesal.

"Menuntut aku? kau membayar pria breng.sek itu untuk memperko.sa ku. kau bukan menusia," bentak Meliza.

"Meliza, aku juga tidak yakin jika dirimu masih perawan, kau tidak perlu berpura-pura suci," ketus Jacob dengan menghina.

Plak..

Tamparan yang dilakukan oleh Meliza mengenai wajah Jacob.

"Jacob, sebagai pria kau sangat tidak tahu malu, sebagai seorang suami kau juga sangat gagal. di dunia ini tidak ada seorang suami yang mengupah seorang pria untuk memperko.sa istrinya sendiri. tapi kau melakukan hal yang menjijikan ini," bentak Meliza dengan merasa kecewa.

"Wanita sepertimu bahkan lebih rendah dari wanita yang bekerja di club, oleh karena itu pria yang ku bayar sangat cocok untukmu," ketus Jacob dengan mengejek dan menjambak rambut Meliza dengan kuat.

"Aarrghh...lepaskan tanganmu!" bentak Meliza dengan mendorong tubuh suaminya.

"Aargh... "

Karena merasa sakit pada lukanya Jacob pun melepaskan tangannya.

"Seluruh tubuhku hancur karena mu. aku ingin membalas dendam terhadapmu," bentak Jacob yang mengcengkeram leher Meliza dengan ke dua tangannya.

Meliza berusaha melawan karena merasa sakit dan sesak tidak bisa bernafas.

"Aku ingin kau mati hari ini, ja.lang." bentak jacob dengan mencengkeram semakin erat.

Meliza merasa sakit pada bagian leher dan berusaha memukul pria itu, akan tetapi suaminya itu bagaikan kerasukan setan yang ingin merenggut nyawa istrinya.

Bab Sebelumnya
Bab Selanjutnya