Bab [25] Marah

“Baiklah, baiklah, aku sudah tidak mau ngomong lagi, cukup kan?” Yudi Chandra mengangkat kedua tangan menyerah, tapi dari ekspresinya tak tampak sedikit pun penyesalan.

Shinta Qirani mengerutkan kening, secara naluriah melangkah mundur beberapa langkah.

Dia memang tidak suka pria itu.

“Kalau begi...

Masuk dan lanjutkan membaca