Bab 109

Dia menundukkan pandangannya, menahan emosi yang berkobar-kobar dalam hatinya, suaranya dingin namun penuh martabat dan merdu, "Tuanku Puteri, apakah tujuan memanggil hamba?"

Apa saja pun tak apa.

Sebenarnya, dia sangat gembira Puteri memanggilnya.

"Liusha."

Tak lama kemudian, Liusha datang membaw...

Log masuk dan teruskan membaca