Bernafas

Kami saling merenung seketika, dan kemudian bibir kami bertemu sekali lagi. Bibirnya lembut melawan bibirku namun, seperti dia menciumku dengan segala yang dia ada.

Zaid menarikku lebih dekat, tangannya merayap di bawah bajuku. Jari-jarinya menari di atas kulitku dan aku menggigil. Ia membuatku gil...

Log masuk dan teruskan membaca