Bab [45] Pemaksaan

Dia membuka pakaianku sedikit demi sedikit. Dari yang awalnya meronta, hingga akhirnya aku terpaksa pasrah. Hatiku terasa semakin dingin dan beku.

Aku menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong, air mata mengalir semakin deras.

Ari Limbong menciumi sudut mataku, menyeka air mataku dengan ja...

Masuk dan lanjutkan membaca