Bab 4

Nelson menyadari kecanggungan antara Bella dan bibinya. "Bi, ini istriku. Bella namanya."

"Ya. Aku sudah tahu. Rosie menceritakan semuanya padaku. Ternyata yang dikatakannya benar." Bibi Shane membalas perkataan Nelson dengan angkuh.

"Apa yang dikatakan Rosie pada Bibi?" tanya Nelson penasaran.

"Dia mengatakan bahwa kau menikahi gadis dari kelas ekonomi paling rendah. Ternyata setelah bertemu, dia memang seperti pembantu!"

Deg!

Jantung Bella seakan berhenti mendengar apa yang diungkapkan Bibi Shane. Gadis itu hanya bisa menundukkan kepalanya.

Namun, Nelson menyangkal perkataan Bibinya demi reputasi atas dirinya. "Rosie tidak mengetahui apapun. Jangan dengarkan dia."

Dari kejauhan, dua orang gadis berjalan dengan elegan. Keduanya mengenakan gaun panjang yang ketat, sehingga lekukan tubuh mereka terlihat dengan jelas.

"Mommy?" sapa keduanya pada Bibi Shane.

Wanita paruh baya itu menoleh ketika kedua puteri kembarnya memanggil dirinya. "Iya my babies. Ada apa sayang?"

"Apakah mainan baru kita sudah tiba?" tanya Rane. Gadis bermata biru itu bertanya kepada ibunya sembari melirik sinis ke arah Bella.

"Sudah. Tenang saja. Kita akan memainkannya nanti di dalam sana," jawab Bini Shane.

Mereka sudah merencanakan sesuatu permainan yang mengejutkan untuk Bella. Tentunya bertujuan untuk membuat Bella tidak betah menjadi istri dari seorang Nelson yang merupakan cucu lelaki satu-satunya dikeluarga Watson.

Rana, si gadis bermata kecoklatan menyahut dengan tak kalah angkuhnya. "Aku sungguh tidak sabar memainkan mainan baru kita."

Nelson dan Bella tentu tidak mengerti apa yang mereka bertiga katakan. Mereka melanjutkan melangkahkan kaki untuk masuk ke ruang pertemuan keluarga besar Watson.

Ceklek!

Begitu pintu terbuka, suara sorak gembira dari sanak keluarga terdengar riuh menyambut kedatangan Nelson, yang sudah tidak lama ikut acara pertemuan rutin ini.

"Kami menyambut kedatangan pengantin baru!" teriak paman Gerald dengan senyum yang lebar. Diikuti suara sorakan gembira dari yang lainnya.

Nelson tersenyum bahagia. Ia tidak menyangka bahwa keluarganya akan memperlakukannya seistimewa ini setelah ia menikah. Pria itu berjalan ke tengah-tengah podium untuk mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas penyambutan istimewa ini. Ia juga memperkenalkan Bella sebagai istrinya.

"Perkenalkan ini istriku, Namanya adalah Arabella. Semoga kalian semua dapat menerimanya dengan baik," ucap Nelson masih sambil tersenyum.

"Perkenalkan istrimu dengan sangat detail. Termasuk latar belakang keluarganya. Kami sangat penasaran ia berasal dari keluarga kaya level berapa." Bibi Shane tiba-tiba berkata seperti itu. Membuat semua keluarga yang ada disana saling menatap satu sama lain.

"Betul, Nelson. Sudah menjadi kebiasaan keluarga besar Watson untuk saling mengenal satu sama lain," sahut Paman Gerald.

"Bukan begitu, Ibu?" tanya pria yang bernama Gerald itu kepada seorang wanita tua renta yang sedang duduk disebuah kursi mewah.

Nyonya Watson menganggukkan kepalanya dan tersenyum karena akhirnya cucu kesayangannya itu sudah menemukan tambatan hati, sesuai permintaan dari puteranya pertamanya, Ramos.

Nelson agak sedikit canggung. Hal seperti ini yang dibencinya ketika keluarga besar Watson berkumpul dan membicarakan kekayaan. Satu hal yang tidak boleh ditinggalkan untuk dibahas.

Nelson mulai memegang alat pengeras suara itu untuk didekatkan ke mulutnya. Sementara Bella hanya bisa menunduk berdiri disebelah suaminya. Ia benar-benar sangat malu.

"Istriku ini tidak berasal dari keluarga kaya manapun. Tapi, aku mencintainya melebihi apapun." Nelson dengan percaya diri mengatakan itu sambil menatap semua orang yang berada didalam ruangan tersebut secara bergantian. Ia tidak boleh memberi tahu kepada semuanya bahwa menikahi Bella adalah sebuah kebetulan.

Nyonya Watson berdiri dari duduknya. Wajahnya menggeram. "Cucuku, kenapa kau menikahi gadis yang bukan berasal dari keluarga kaya?"

"Nek, aku mencintainya." Nelson hanya mampu menjawab pertanyaan neneknya dengan jawaban itu. Membuat Bella yang berdiri disebelahnya semakin bergemetar tak karuan.

"Tetap saja, kau sudah membuat malu keluarga Watson! Kakek dan para leluhurmu dengan sangat hati-hati memilih menantu-menantunya dari keluarga terpandang. Tapi kau malah memilih gadis miskin seperti dia!"

Hening!

Tidak ada yang berani mengeluarkan suara sedikit pun ketika Nyonya Watson sudah berbicara dengan nada tinggi.

"Ini sebabnya jika ayahmu selalu membangkang perintahku. Putera pertamaku itu tidak pernah mengikuti aturan yang ku buat. Kalau saja dia tidak sedang terbaring karena sakit, aku dengan tega akan memberinya hukuman."

"Padahal, aku sudah ingin menjodohkanmu dengan Cleopatra, puteri dari seorang pejabat negeri yang tersohor itu. Tapi, Ramos tidak menyetujuinya. Ia percaya pada puteranya yang akan menemukan pendamping hidup dengan sendiri, tanpa dijodohkan!"

Nyonya Watson melanjutkan perkataanya lagi. "Ini sebabnya, jika tidak menuruti perintahku!"

Nelson membalas ucapan Neneknya. "Nenek, bisa kah kita merubah tradisi keluarga besar Watson yang selalu mengutamakan kekayaan? Apa bedanya kita dengan kaum-kaum level rendah? Kita semua sama-sama manusia."

Disudut kiri, seorang wanita yang tengah hamil ikut menyahut untuk menyudutkan sepupunya. "Nelson, kau berkata seperti itu sudah tentu karena istrimu berasal dari kaum rendahan."

Dia adalah Gria, puteri pertama dari Paman Gerald. Sepupu yang tidak menyukai Nelson. Gria sangat cemburu karena selama ini cucu Watson yang dibanggakan hanyalah Nelson. Padahal, dia juga memiliki seabrek prestasi yang juga harus dibanggakan. Namun, tetap saja perhatian keluarga Watson selalu mengacu sepenuhnya kepada Nelson.

"Ya, Benar! Nelson, kau membuat keluarga kita malu. Padahal, kau adalah penerus takhta utama dari keluarga Watson. Bagaimana publik berbicara nanti jika mengetahui calon penerus takhta memiliki seorang istri dari level rendah. Bahkan teramat miskit!" Rane angkat bicara.

Bella tertunduk. Air matanya perlahan jatuh tanpa diketahui siapapun. Jika ia tahu akan dihina seperti ini, tawaran Nelson kemarin untuk menikah dengannya tidak akan diterima oleh Bella.

Nelson semakin menggenggam tangan Bella. Ia berkata kepada semua keluarganya yang telah merendahkan istrinya. "Ini alasanku jarang menghadiri acara pertemuan ini! Karena selalu membahas kekayaan yang tidak ada gunanya."

"Aku tidak menyangka kau sudah dibutakan oleh cinta, ponakanku. Kau terus membela istrimu dan seolah-olah kami yang keluargamu kau anggap sebelah mata."

Semuanya hening.

Nelson menggandeng tangan Bella untuk keluar dari ruangan itu. Ia tidak betah mendengar perkataan yang dilontarkan semua keluarganya kepada Bella. Walaupun ia belum mencintai Bella dan baru mengenal sehari, tapi tetap saja sebagai manusia yang memiliki hati Nelson merasa iba.

“Mau kemana kau Nelson?” Suara Nonya Watso terdengar keras.

“Aku mau pulang, Nek.” Nelson menghentikan langkahnya dan menjawab dengan ketus tanpa melirik ke arah neneknya itu.

“Kau cucu terkutuk yang tidak sopan denganku!”

Nelson membalikkan badannya ke arah Neneknya itu. “Nenek yang lebih dulu membuatku tidak sopan dengan menghina istriku.”

“Aku tawarkan kepadamu. Jika kau masih ingin memanggilku dengan sebutan Nenek, ceraikan dia dan menikahlah dengan Cleopatra!”

Bab Sebelumnya
Bab Selanjutnya