Bab [66] Bagaimana kamu bisa di sini?
Pandangan tanpa sedikit pun kehangatan itu langsung membuat Safira Susanto ketakutan, bibirnya bergetar dan tidak berani membuka mulut lagi.
Di ruangan sebelah, adik-kakak Lestari dengan jelas mendengar ketujuh kata Steven Siahaan itu. Arya Lestari merasa sedikit lega di hatinya. Meskipun Pak Siaha...
Masuk dan lanjutkan membaca
Bab
1. Bab [1] Kita Bercerai
2. Bab [2] Kembali dengan Anak-anak
3. Bab [3] Salah Mengenali di Bandara
4. Bab [4] Ayah Terburuk
5. Bab [5] Cewek Manis Palsu Berkualitas Rendah
6. Bab [006] Pengakuan Empat Kembar
7. Bab [7] Dia Berani Kembali
8. Bab [8] Apakah Kamu Masih Memikirkannya?
9. Bab [9] Diletakkan di Bawah Hidung, Mau Main Bagaimana pun Bisa
10. Bab [10] Bukannya Ada Kamu
11. Bab [11] Mengabaikan Steven Siahaan
12. Bab [12] Pak Siahaan benar-benar penuh kasih
13. Bab [13] Enam Tahun yang Lalu Dia Sudah Putus Asa
14. Bab [14] Tidak Meliriknya Sedikit Pun
15. Bab [15] Kamu Seharusnya Sudah Basah di Bawah Sana
16. Bab [16] Apakah Pak Siahaan Begitu Tak Tahu Malu?
17. Bab [17] Dia Memarahinya, Tapi Memintanya Jangan Keberatan?
18. Bab [18] Tentu Saja Aku Melakukannya untuk Dia
19. Bab [19] Minta Maaf Padanya?
20. Bab [20] Kecanduan
21. Bab [21] Kamu Takut Apa?
22. Bab [22] Lulus dengan Lancar
23. Bab [23] Mungkin Kak Kedua dan Kak Ketiga Terlalu Merindukan Kami
24. Bab [24] Bagaimanapun juga, dia adalah anak kandung
25. Bab [25] Tetap di Sisi Baru Bisa Bermain
26. Bab [26] Apakah Steven Siahaan Semudah Itu Diajak Bicara?
27. Bab [27] Menodai Tubuh Mulia Pak Siahaan
28. Bab [28] Hubungan Sosial yang Buruk, Tidak Ada yang Menjenguknya
29. Bab [29] Apakah Anda Tidak Bisa Berbicara dengan Baik Jika Anda Peduli pada Orang Lain?
30. Bab [30] Apa yang Kamu Gunakan untuk Melawanku
31. Bab [31] Hanya Bisa Menunggu
32. Bab [32] Biarkan Steven Siahaan Mengatakan Langsung Kepadaku
33. Bab [33] Apakah Dia Begitu Menghargai Kencannya dengan Lara Lestari?
34. Bab [34] Saya Tidak Ingin Membicarakan Bisnis Sekarang
35. Bab [35] Anda Tidak Bisa Mengatakan Sesuatu yang Baik?
36. Bab [36] Benar-benar Menjijikkan
37. Bab [37] Berciuman dengan Seseorang di Dalam Lift
38. Bab [38] Pertama Kali Merasa Sangat Gugup
39. Bab [39] Aku Selalu Berpihak Padamu
40. Bab [40] Kedengarannya Seperti Nama Seorang Pria
41. Bab [41] Pak Siahaan Marah Lagi
42. Bab [42] Harus Bertukar Identitas Lagi
43. Bab [43] Dia Tidak Bisa Memuaskanmu?
44. Bab [44] Ketahuan
45. Bab [45] Belajar Sendiri
46. Bab [46] Mengapa Dia Harus Menyamar Menjadi Orang Lain?
47. Bab [47] Kiara Lestari Bisa Memikirkan Ide Seperti Itu?
48. Bab [48] Saya Kira Kamu Tidak Merasa Sakit
49. Bab [49] Lihat Apakah Dia Ingin Kalian Pergi atau Kami Pergi
50. Bab [50] Tidak Pernah Melihat Raja Berebut Barang dengan Perunggu
51. Bab [51] Coba Lihat Apakah Kamu Bisa Membantuku Menemui Dia
52. Bab [52] Pak Siahaan Salah Menelepon
53. Bab [53] Nona Lestari mengira aku ingin mencium kamu?
54. Bab [54] Apa yang Dia Harapkan
55. Bab [55] Wajah Sakit Tak Tertahankan
56. Bab [56] Kekasihmu Ada di Sana
57. Bab [57] Kamu yang Melakukannya untukku
58. Bab [58] Tubuhnya yang Lembut Membungkusnya
59. Bab [59] Dengan Sengaja Menarik Orang Ke Sana
60. Bab [60] Dia Tersenyum, Dunia Akan Berubah
61. Bab [61] Kondisi Khusus
62. Bab [62] Desain Steven Siahaan
63. Bab [63] Sejak Lara Lestari Kembali
64. Bab [64] Bagaimana Pak Siahaan dari Keluarga Kami Bisa Buta?
65. Bab [65] Dia Tidak Layak, Apakah Kamu Layak?
66. Bab [66] Bagaimana kamu bisa di sini?
67. Bab [67] Pria Ini, Aku Tidak Mau Lagi
68. Bab [68] Istriku, tidak perlu merepotkan Pak Dharma
69. Bab [69] Pak Siahaan Cemburu
70. Bab [70] Nona Lestari, Apakah Ini Peduli Pada Saya?
71. Bab [71] Kamu Tidak Suka Aku, Aku Juga Tidak Suka Kamu
72. Bab [72] Bagaimana Bisa Begitu Menjijikkan
73. Bab [73] Apakah Kamu Bodoh
74. Bab [74] Kamu sampai harus cemburu tentang ini?
75. Bab [75] Kita Saudara Harus Selalu Kompak dan Bersama
76. Bab [76] Lara Lestari, tanganku sakit
77. Bab [77] Jika Saya Tahu Keterampilan Pak Siahaan Begitu Buruk
78. Bab [78] Jika Kamu Tidak Menciumnya dengan Paksa, Apakah Aku Akan Memukulmu?
79. Bab [79] Nyonya Tahu Akan Marah
80. Bab [80] Beberapa Hari Tidak Dipukul, Rasanya Aneh
81. Bab [81] Roh Jahat yang Tak Pernah Pergi
82. Bab [82] Apakah Kamu Kantong Sampah, Bisa Memuat Begitu Banyak
83. Bab [83] Membatalkan Kerjasama dengan CLOUD
84. Bab [84] Tidak Mungkin Seumur Hidup!
85. Bab [85] Pak Siahaan belum pergi?
86. Bab [86] Sangat Menjijikkan
87. Bab [87] Kamu Tidak Berhak Bicara di Depanku
88. Bab [88] Sampai di Sini
89. Bab [89] Lara Lestari Benar-benar Serius?
90. Bab [90] Berakhir Sepenuhnya
91. Bab [91] Siapa yang Memakinya
92. Bab [92] Apakah Kalian Mau Bekerja Sama dengan Saya?
93. Bab [93] Apakah Kamu yang Salah Bicara atau Aku yang Salah Dengar
94. Bab [94] Marah Padamu
95. Bab [95] Pak Siahaan Apakah Sedang Menghina Orang?
96. Bab [96] Nona Lestari Benar-benar Berbeda Selera
97. Bab [97] Cara Menciptakan Pertemuan yang Tampak Kebetulan
98. Bab [98] Mengusik dengan Bebas di Mulutnya
99. Bab [99] Lara Lestari, kamu pegang di mana?
100. Bab [100] Kotor Langsung Buang
101. Bab [101] Satu Menjebak Kakak, Satu Menjebak Kakak Perempuan
102. Bab [102] Biarkan Aku Mati Sendiri di Sini
103. Bab [103] Jika kamu mengatakannya seperti itu, aku memaafkanmu
104. Bab [104] Tamu Terhormat yang Disambut Langsung oleh Pak Sumantri
105. Bab [105] Lara Lestari, Pergilah Mati!
106. Bab [106]
107. Bab [107] Membalikkan Fakta
108. Bab [108] Kamu masih ingin membunuh orang di klubku?
109. Bab [108] Menyinggung Tamu Kehormatanku
110. Bab [109] Tong Cuka Tumpah
Perkecil
Perbesar
