Bab 146

Justin memelukku dengan erat dan membelai rambutku.

Aku hanya diam dan masih meneteskan air mata yang menggambarkan bahwa aku masih syok dengan sikap galaknya padaku barusan.

“Maaf,” kata Justin. Suara baritonnya yang sangat maskulin dan dalam itu terdengar pelan, setengah berbisik.

Sekejap kemudian...

Masuk dan lanjutkan membaca