Bab [97] Dia Adalah Wanita Saya

Waktu sudah hampir tepat, Luna Limanto buru-buru tersenyum palsu penuh kepura-puraan, “Mas Wijaya, sekarang waktuku untuk menjaga anak-anak. Biar aku masuk dulu ya, aku juga bawa kue kesukaan dua bocah itu. Kalau terlambat nanti kuenya dingin.”

Sambil berkata demikian, ia memutar kursi rodanya mend...

Masuk dan lanjutkan membaca