PENGAKUAN VIOLET

VIOLET

Ryan tidak berhenti berjalan sehingga kami jauh dari kantin, genggamannya kuat ketika dia membimbing aku ke taman di belakang sekolah. Sebaik sahaja kami sampai ke tempat yang sunyi dan terpencil itu, dia berpusing, matanya yang hijau tajam menatap mataku. Keningnya berkerut, rahangnya tegan...

Log masuk dan teruskan membaca